22.1.24

Ikhlas Adalah Proses Pelatihan Jiwa Manusia

Ikhlas adalah sebuah kata yang mudah diucapkan, tetapi sulit untuk dilakukan. Padahal, ikhlas adalah kunci menuju hati yang lebih tenang, penuh rasa syukur, dan hidup yang lebih baik.

“Ikhlas akan tercermin ketika kita mendengarkan ceramah tidak merasa jenuh,” tutur Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. selaku Kepala Pusat Tarjih UAD*.

Secara sederhana ikhlas artinya memurnikan niat hanya semata-mata mencari rida Allah Swt., atau semata-mata mentaati perintah-Nya. Dalam kitab Nadhrotun Na’iim tertulis bahwa “Engkau tidak mencari selain Allah sebagai saksi dan pemberian ganjaran atas amalmu.” Cukup Allah sebaik-baiknya alasan untuk melakukan suatu perbuatan. Bukan karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain.

Selaras dengan hal itu, Budi mengatakan bahwa, “Kamu tidak butuh dilihat orang, kamu tidak butuh pendapat orang, kamu tidak butuh imbalan apa pun dari orang lain. Itulah yang dinamakan ikhlas. Keikhlasan membutuhkan latihan dan proses.”

Lebih lanjut, ia menuturkan, “Seorang mukmin akan mendapatkan pahala karena niatnya, sekalipun tidak mengerjakan niat tersebut karena uzur.” Niat yang ikhlas merupakan syarat amalan baik yang diterima Allah Swt.

Tanda Sudah Ikhlas

Menuju ikhlas sesungguhnya merupakan proses latihan jiwa. Ada 3 hal yang menandakan bahwa seseorang telah memiliki sikap ikhlas. Pertama, tidak ada bedanya bagi seseorang ketika dipuji atau dicela. Maksudnya ialah saat seseorang melakukan suatu perbuatan lalu, mendapatkan cacian atau pujian dirinya akan tetap melakukan hal tersebut. Kedua, tidak menghiraukan pandangan dan omongan manusia. “Orang mau ngomong apa silahkan, ini saya. Karena saya mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah,” jelasnya. Ketiga, mengharapkan pahala dari amal yang telah dilakukan untuk akhirat.

Keikhlasan Adalah Benteng Pertahanan

Ikhlas adalah benteng manusia yang tidak bisa ditembus oleh setan. “Kalau teman-teman sudah ikhlas maka setan tidak akan mampu menyesatkan kita,” jelasnya. Seperti dalam firman Allah surah Shad ayat 82–83 yang menerangkan bahwa iblis akan menyesatkan semua manusia kecuali hamba-hamba Allah yang mukhlas.

Ada 3 hal yang dapat menjebak kepada ketidakikhlasan. Pertama, bila seseorang telah menganggap dirinya hebat. Kedua, bila seseorang merasa amalnya sudah banyak. Ketiga, ketika seorang hamba lupa akan dosa-dosa yang telah dilakukan. “Jika hal ini sudah ada pada diri manusia, maka setan tidak akan mencari jalan lain untuk menggodanya dan merasa bahwa dirinya telah menang,” tutur Budi.

Terakhir, ia mengajak semua jamaah untuk terus datang ke kajian. “Mari, hadiri terus kajian meskipun saat ini belum ikhlas. Datang saja, nanti Allah yang akan mengikhlaskan karena kebiasaan yang terus dilakukan,” tutupnya. (umh)


*) Adalah Kajian Jelang Buka Puasa di Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Senin, 27 Maret 2023, pemateri oleh Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. selaku Kepala Pusat Tarjih UAD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar