Kasus korupsi di Indonesia belakangan ini mulai banyak terkuak. Kebanyakan diantaranya dilakukan oleh para politisi yang terpilih jadi pejabat pemerintahan. Semua masyarakat tentunya sangat berharap para politisi itu bisa jujur dan memenuhi semua janjinya saat kampanye. Jangan malah membuat malu karena terjerat kasus korupsi setelah resmi jadi pejabat.
Berikut ciri-ciri politisi yang diperkirakan di kemudian hari bakalan korupsi saat menjabat, mungkin bisa jadi salah satu di antaranya adalah yang Anda pilih dalam Pemilu kemarin...
2. Berbuat curang. Politisi yang berani berbuat curang saat Pemilu merupakan tanda kalau dia bakal jadi korupsi.
3. Mencari kekayaan. Cari tahu alasan kenapa politisi di daerah Anda ingin jadi pejabat pemerintahan. Apakah dia benar tulus ingin memajukan negara atau hanya ingin memajukan perekonomian keluarganya sendiri? Jika niatnya saja sudah tidak baik, maka pasti dia bakal jadi koruptor jika terpilih.
4. Politisi yang suka menebar janji berpotensi jadi koruptor. Janji-janjinya saat kampanye hanya untuk menarik simpati masyarakat agar mau memilihnya.
5. Ambisius. Politisi yang sangat berambisi menjadi pejabat biasanya tidak akan terima jika dirinya kalah. Padahal, memajukan negara tidak harus jadi pejabat, lalu kenapa dia tidak mau menerima kekalahan? Itu tanda kalau ada niat terselubung dari dalam dirinya.
Korupsi terjadi karena adanya kecurangan/ketidakjujuran. Koruptor merampas uang rakyat dan memperkaya diri melalui cara-cara yang tidak jujur.
Korupsi terjadi karena adanya kecurangan/ketidakjujuran. Koruptor merampas uang rakyat dan memperkaya diri melalui cara-cara yang tidak jujur.
Pesan Antikorupsi Ki Hajar Dewantara di Museum Sumpah Pemuda
Inilah pesan Ki Hajar Dewantara yang antikorupsi. (Afif/detikTravel)
Jakarta -Museum Sumpah Pemuda di Jakarta merekam kisah para anak muda merintis kemerdekaan. Museum ini pun menyimpan kata-kata pembakar semangat para pahlawan. Rupanya, ada pesan antikorupsi dari masa silam.
Jakarta memiliki banyak museum tentang sejarah kemerdekaan, seperti Museum Sumpah Pemuda di Jl Kramat Raya No 106, Jakarta Pusat. Di sini Anda akan melihat kisah para pemuda dalam mencapai kemerdekaan. Ada sejarah panjang tentang perjuangan anak muda dan juga Sumpah Pemuda yang sakral. Tak hanya itu, ada juga kutipan dan kata-kata para pejuang di salah satu sudutnya.
detikTravel berkesempatan mengunjungi museum ini beberapa waktu yang lalu. Dari luar, museum ini terlihat seperti sebuah rumah tua. Dengan membayar tiket seharga Rp 2.000 saja, saya pun memasuki museum bersejarah ini. Uniknya, dari bagian depan hingga belakang museum, merupakan kronologis perjuangan para pemuda dari tahun 1920-an hingga mencapai kemerdekaan. Informasinya sungguh lengkap.
Ada satu ruangan menarik di dalam museum ini. Jika dari ruang replika Sumpah Pemuda yang terletak tepat di tengah-tengah museum, Anda dapat berjalan ke arah kanan dan melewati ruangan WR Soepratman untuk mencapai ruangan tersebut. Ya, ini adalah ruangan yang penuh kata-kata dan kutipan para pejuang!
Tidak ada replika di dalam ruangannya, hanya terdapat papan-papan yang menggantung berwarna merah dengan rangkaian huruf yang berwarna putih. Saya pun tertarik untuk melihatnya dari dekat.
Tidak ada replika di dalam ruangannya, hanya terdapat papan-papan yang menggantung berwarna merah dengan rangkaian huruf yang berwarna putih. Saya pun tertarik untuk melihatnya dari dekat.
Betapa merindingnya saya saat membaca kata-kata dan kutipan di tiap papannya. Seperti kutipan dari Ki Hajar Dewantara, "Namun yang penting untuk kalian yakini, sesaatpun aku tak pernah mengkhianati tanah air dan bangsaku, lahir maupun batin aku tak pernah mengkorup kekayaan negara." Aah...., andai pesan ini dibaca oleh para pemimpin negeri ini sekarang.
Kata-kata dari organisasi para pemuda saat itu pun tidak kalah hebatnya, seperti dari Batavia PPPI (Perhimpunan Pemuda Pemuda Indonesia) yang ditulis pada bulan September tahun 1911. Beginilah bunyinya, "Memperoleh Indonesia merdeka adalah kewajiban yang terluhur buat anak Negeri Indonesia."
Setidaknya, ada 5-6 papan yang berisikan kata dan kutipan pembakar semangat dari para pahlawan. Ada juga tulisan yang berjudul "Indonesia Tumpah Darahku" yang dibuat oleh Muhammad Yamin setelah Kongres Pemuda II tahun 1928. Tulisan yang sungguh panjang, namun enak untuk dibaca. Rangkaian katanya memiliki ejaan lama tapi tidak mengurangi keindahan arti dari setiap katanya. Saat membacanya, dijamin hati Anda akan luluh lantak.
Papan berisi pesan-pesan perjuangan. (Afif/detikTravel)
Ruangan tersebut memang tidak besar dan mungkin tidak terlihat menarik jika Anda tidak masuk ke dalamnya. Padahal, inilah ruangan dengan penuh semangat dan tekad para pemuda dalam mencapai kemerdekaan yang dituangkan dalam kata.
Berkunjunglah ke Museum Sumpah Pemuda dan lihat kata dan kutipannya dari dekat. Kata-kata pembakar semangat dari para pahlawan tersebut akan membuat diri Anda lebih mencintai bangsa ini. (Afif Farhan | detikTravel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar